Berlibur ke Malaysia tidak harus di semenanjung. Kota Kinabalu di negara bagian Sabah, Borneo dapat menjadi alternatif jika kita menginginkan liburan singkat yang terjangkau. Kota Kinabalu merupakan salah satu kota besar di Malaysia dengan obyek wisata utama gunung Kinabalu dan diving spotnya di seputaran Sabah. Kota Kinabalu relatif sepi dan jauh dari hiruk pikuk Malaysia seperti halnya di Kuala Lumpur.
Ketika berkunjung ke Kota Kinabalu, tempat ini saya jadikan kota transit ketika saya melakukan trip Brunei Darussalam. Walaupun sekedar transit, saya menginap dua malam di Kota Kinabalu untuk sekedar melihat kotanya saja. Meskipun hanya dua malam, banyak spot disini yang kita dapat kunjungi disini.
Kota Kinabalu ini merupakan sebuah kota yang memanjang di tepian Laut China Selatan. Kotanya relatif mudah dipelajari dengan dua jalan utama yang membelah kota sejajar dengan garis pantai. Walaupun kecil, kota ini tertata sangat rapi dan banyak pusat hiburan tersebar di seluruh penjuru kota.
Kota ini diapit antara bibir pantai dan bukit yang memanjang di sebelah selatan kota. Walau begitu, kontur downtownnya masih relatif rata tidak naik turun kecuali kita ingin menjelajahi seluruh bagian kotanya dengan bersepeda.
Saya menggunakan pesawat dari Jakarta ke Kota Kinabalu dengan lama perjalanan sekitar 2,5 jam. Waktu itu saya mendarat di Terminal dua Kota Kinabalu International Airport (KKIA) hampir tengah malam. Bandara KKIA ini terletak relatif tidak jauh dari kota. Banyak peta yang saya dapatkan disana menunjukkan bandara ini terletak di sebelah barat downtown Kota Kinabalu.
Terminal dua untuk AirAsia ini tidak terlalu besar. Bentuknya memanjang dengan arsitektur sederhana. Dari pesawatpun kita melewati landasan dengan berjalan kaki menuju imigrasi dan selepas imigrasi, kita langsung dapat menemukan pintu keluar dari bandara.
Karena saat itu sudah malam, hampir tidak ada booth di foodcourt yang masih buka. Mungkin penerbangan saya adalah penerbangan terakhir pada hari itu sehingga tampak petugas sibuk menutup pintu-pintu. Bahkan sebagian lampu di dalam bangunan bandara sudah dipadamkan.
Bandara KKIA ini sendiri sebenarnya mempunyai bentuk sangat besar dan futuristik yang digunakan untuk terminal lain domestik maupun internasional.
Tadinya kami berniat untuk merebahkan diri di bandara ini karena kami mengejar ferry ke Brunei jam delapan pagi dari Jesselton. Namun begitu kami mencari tempat yang agak sepi dan nyaman, unfortunately kami malah ditanya satpam kenapa tidak keluar dari bandara. Akhirnya dengan berat hati setelah bebersih di toilet di lantai dua, kami digiring keluar dari bandara.
Beruntung sekali ada banyak peta wisata di bandara ini. Mengambil beberapa exemplar dengan content yang berlainan, kami gunakan map itu untuk menemukan jalan ke kota dengan berjalan kaki.
Benar sekali, di lantai satu, kami disambut belasan supir taxi yang menawarkan kami taxi ke kota. Tidak ada kendaraan umum yang terlihat ngetem di depan bandara yang dapat digunakan untuk pergi ke downtown selain menggunakan taxi itu. Kami berjalan pelan dengan berbekal peta.
Setelah sekitar 500 meter dari bandara kami temukan perempatan dan belok kanan. Beruntung tidak jauh dari situ sudah ada seven-eleven buka yang dapat kami gunakan untuk nongkrong sejenak. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 1.30 malam dan masih ada 6,5 jam lagi sebelum ferry membawa kami ke Brunei Darussalam. Kami melanjutkan perjalanan lagi dan menemukan sebuah restoran kecil 24 jam. Saya bandingkan harga makanan di KK ini lebih murah daripada di Kuala Lumpur. Seporsi nasi goreng kambing hanya seharga 3,5 ringgit saja. Lumayan juga kami berlama-lama disana sambil memejamkan mata sejenak, dan gagal!
Kami berjalan lurus hingga menemukan sebuah fly over membentang didepan kami. Berbelok ke kiri, ternyata jalan yang kami lalui adalah jalan menuju pantai. Jalanan sangat lengang hampir tidak ada kendaraan yang lewat. Hanya satu dua taxi yang melewati kami sambil menawarkan jasa tumpangan.
Kami berjalan menyusuri pantai dan menemukan sebuah cafe yang sudah tutup dengan meja-kursi dibiarkan di luar yang akhirnya menjadi hotel kami malam itu…zzzzz
*****
Sekitar pukul 05.30 setelah beristirahat disana, matahari sudah mulai menampakkan sinarnya, dan tentu saja kami sudah harus pergi sebelum satpam menemukan kami dan lagi-lagi dapat mengusir kami.
Tidak susah menemukan Pelabuhan Ferry Jesselton, lebih susah menemukan angkutan umum yang membawa kami ke Jesselton. Jika menggunakan angkot, kita harus berganti jalur bus di tempat yang ditunjukkan orang yang kami tanya…dan kamipun tidak paham. Maka dari itu kemudian kami memutuskan untuk terus berjalan menyusuri jalanan utama di KK itu hingga akhirnya kami menemukan Jesselton pagi itu sekitar pukul 07.30.

Jesselton Harbour (courtesy of http://www.initial-HKOS.blogspot.com)
Setelah membeli tiket ferry seharga hampir 70 MYR, kami beristirahat sebentar sambil menunggu Ferry membawa kami ke Brunei Darussalam. Ferry berangkat pukul 08.00 tepat meninggalkan Kota Kinabalu.
Untuk bagian brunei, dapat dibaca di tautan berikut
nahloh, ternyata bandaranya sebagus itu yah
gw ga ngeh
waktu naek bus dari menumbok, kita kan lewat depan bandara ini ki…
Pingback: Jalan-jalan di Kota Kinabalu (2) | Against the Distance·
Kaga nyadar karena landingnya di terminal 2. Bukan yang di gambar Ki.. :p
*beda langit ama bumi*
makanya, jangan pake eresia…itu dapetnya yang buruk2 mulu :p
etapi kalau pakai AA, bisa langsung naik angkot di pintu kedatangan. Literally angkotnya ngetem di depan pintu kedatangan. 😐
etapi ya mana ada angkot kalo AA dari jkt aja baru ngetem disana tengah malem
Wah, belum pernah nih ke Kinabalu, kayanya oke juga kesana.. 🙂
kalo sekedar bwt tempat refreshing yg sepi cocok lah kota ini
bandaranya keren…
iya, tapi kmrn kami pake airasia…jadi di terminal dua yg bagian jeleknya hehehehe
Nanya dong mas.
kenapa pilih round trip? Ga brangkat ke brunei pulangnya dr sabah or sebaliknya? Pertimbangannya apa?
Coz saya pengen juga nyoba nih
nah, perjalanan loops gitu sbnrnya saya sama sekali gak suka, tapi ini masalah harga tiket sih, waktu itu dengan salah satu maskapai, dari JKT ke KK itu PP cuma 700 ribuan sementara dari brunei ke jkt sangat mahal. kalo untuk ke sabah terlalu jauh juga, dan saya pengen mengeksplor sabah lain waktu
Aku mau tanya mas….
Dari jakarta ke kota sabah harus punya pasport atau tidak kalau berangkat ke sanah
iya dong, harus punya, kan itu di malaysia
Dari jakarta ke kota sabaha atau kinabalu harus pakai pasport atau tidak ?
Aku mau ketempat itu…
Aku lagi mencari seseorang di kota itu.
iya pake paspor mas