Masih dalam rangka #FamTripJateng yang diadakan untuk promosi pariwisata Jawa Tengah, kami para peserta diajak untuk melihat bagaimana pucuk-pucuk hijau teh pilihan dipetik untuk membuat hidangan minuman terbaik dalam secangkir teh yang kita minum sehari hari. Tambi yang sejuk di ketinggian lebih dari 1400 meter ini merupakan penghasil teh dan merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.
Melihat hamparan daun teh seperti rumput yang melindungi kelembaban tanah dengan keindahan lekuk-lekuk pegunungan yang menjadi latar belakang tidak heran mengapa keindahan alam seperti ini selalu menjadi daya tarik wisata yang menjadi magnet bagi setiap orang yang ingin mengistirahatkan pikirannya. Ladang teh yang ditanam di ketinggian lebih dari 1400 meter dpl ini terus berproduksi sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang, memasok teh untuk dinikmati tidak hanya orang Indonesia namun juga seluruh mancanegara yang menjadi tujuan ekspor teh.
Mengenal Jenis Teh yang Baik.
Sebagaimana mitos bahwa rajin meminum teh akan menyebabkan usia lebih panjang karena terjaganya kesehatan juga ditunjukkan oleh usia dari pohon teh itu sendiri. Pohon teh dapat berusia lebih dari 800 tahun yang dapat ditemukan di wilayah asli teh di Provinsi Yunnan China. Di wilayah hutan purba yang masih asli bahkan ditemukan spesies teh yang hidup hingga 2700 tahun. Dari tempat itulah pengolahan teh yang mula-mula masih sederhana itu dilakukan. Dalam beberapa abad kemudian keistimewaan teh untuk mengatasi berbagai macam penyakit telah dikenal luas sehingga tanaman ini mulai dibudidayakan di seluruh dunia.
Di Indonesia, khususnya di Tambi, teh dari persilangan asamika dan sinensis ditanam, dipetik daunnya dari 800 hektar tanah oleh lebih dari 1100 pekerja yang bernaung dibawah perusahaan teh Tambi. Perkebunan teh di Tambi sudah berproduksi selama puluhan tahun dengan mayoritas hasilnya akan diekspor ke mancanegara.
Teh Sinensis (Camellia Sinensis) berbadan pohon lebih rendah dengan kadar kafein lebih tinggi daripada teh assamika yang dibawa dari daerah kaki-kaki pegunungan himalaya. Teh Sinensis lebih lambat tumbuhnya. Sementara teh assamika yang dapat tumbuh hingga 12 meter menghasilkan daun teh lebih banyak walaupun karena ketinggiannya dan kualitas daunnya yang memenuhi syarat untuk diracik menjadi teh pilihan.Daun teh sinensis yang lebih kecil, berukuran sekitar 10 centimeter dengan tinggi pohon yang tidak dipotong hanya sekitar 3 meter tentu saja akan memudahkan untuk pemetikan.
Dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing maka telah terjadi banyak persilangan spesies dari kedua family teh tersebut. Kenyataannya teh yang berada di Indonesia lebih banyak mengandung gen dari jenis assamika yang memproduksi lebih banyak daun (dan tentu saja batang).
Teh dengan batang yang ikut diproduksi di pabrik-pabrik merupakan teh berkualitas rendah dengan ciri jika diseduh air panas bagian batang akan mengambang di permukaan dengan warna air seduhan lebih merah dan rasa yang lebih sepet.
Teh terbaik hanya menggunakan tiga pucuk daun teratas untuk difabrikasi. Hasil dari seduhan teh berwarna lebih bening, wangi dan serbuk teh tidak mengambang di permukaan.
Beberapa jenis teh yang kita konsumsi dikelompokkan dalam tingkat oksidasi pada saat pengolahan daun teh. Oksidasi merujuk pada ‘membiarkan’ daun teh beberapa saat sebelum diolah sehingga daun teh yang mengalami proses peragian atau pembentukan klorofil daun. Penjelasan dari masing masing jenis olahan teh secara singkat adalah sebagai berikut:
Teh Putih
Teh Putih merupakan olahan dengan oksidasi minimal. Teh ini dipetik ketika daun teh belum terkena sinar matahari atau ditutup untuk pembentukan klorofil daun ketika dipetik. Teh ini ketika diseduh menghasilkan air seduhan yang bening dan wangi yang maksimal. Karena sulitnya produksi teh jenis ini maka teh ini berharga mahal. Teh ini sangat populer di China dan dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke atas.
Teh Hijau
Teh dengan jumlah oksidasi minimal ini masih menyisakan warna daun yang asli yang berwarna hijau ketika diseduh. Selepas dipetik, teh ini segera diproduksi sebelum tingkat oksidasi bertambah tinggi. Daun teh hijau juga tidak digiling terlalu halus sehingga ketika diseduh lembaran daun akan kembali membuka.Tingkat oksidasi yang rendah akan membuat rasa sepet teh minimal dan harum daun teh masih terjaga
Teh Oolong
Ketika menyeduh teh oolong, daun teh akan berwarna seperti daun layu karena produksi teh ini telah melalui proses oksidasi di tahap menengah diantara teh hijau dan teh merah yang merupakan tahap olahan berikutnya. Teh oolong yang berharga relatif mahal ini menggunakan proses pelintingan daun sehingga ketika dibuka kemasan tehnya akan terlihat daun-daun yang menggulung berukuran kecil dan akan membuka menjadi lembaran-lembaran ketika diseduh.
Teh Hitam atau Teh Merah
Teh jenis ini menggunakan proses oksidasi tertinggi dan terbagi-bagi sesuai standar Orange Pekoe. Teh ini paling umum dinikmati dalam rumah tangga dengan harga yang terjangkau. Teh di Perkebunan Tambi lebih banyak diolah dengan cara ini.
Bagaimana Teh Tambi Diolah
Sangat menarik melihat langsung bagaimana daun teh diolah mulai dari proses pemetikan menjadi secangkir teh siap minum. Dalam kunjungan #FamTripJateng yang disponsori penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kami berkesempatan untuk melihat setiap tahapannya.
Di lahan seluas 800 ha ini perkebunan dibagi menjadi sektor-sektor untuk memudahkan proses pemetikan. Pohon setinggi sekitar 1 meter ini dapat dipetik setiap 12 hari sekali. Pemetik telah melalui proses training selama 6 bulan untuk memastikan daun teh hanya terpetik di bagian yang layak menjadi teh sesuai standar perusahaan. Dengan menggunakan gunting khusus mereka terlihat sangat cekatan untuk memilih secara tepat daun mana yang akan layak diproduksi menjadi secangkir teh yang harum dan juga bebas dari jamur teh jenis eksobasidum veksan yang membuat teh berasa pahit dan anyir.
Pemetik menggendong satu keranjang besar berisi sekitar 7 kilogram dan sehari produksi satu orang pemetik bisa mencapai lebih dari 50 kilogram. Dapat kita bayangkan berapa banyak produksi teh yang dihasilkan oleh satu perkebunan tiap hari.
Setelah melalui proses seleksi, teh diletakan dalam ruang pelayuan selama lebih dari 12 jam untuk proses oksidasi seperti dijelaskan di bagian jenis teh diatas. Ruangan yang digunakan untuk proses pelayuan ini sangat besar dan terdiri dari meja-meja berkawat kassa dengan suhu khusus sehingga teh dapat teroksidasi dengan lebih cepat.
Ketika daun teh sudah dalam tingkat kelayuan yang diinginkan, teh dimasukkan melalui pipa khusus yang kemudian jatuh ke dalam mesin penggiling yang berada di lantai sebelah bawahnya.
Mesin penggiling ini akan memperkecil ukuran dan memfilter ukuran irisan teh menjadi empat bagian mulai dari yang terbaik hingga residu yang berukuran paling besar. Terakhir daun teh dipanggang dalam ruangan lain dan dibiarkan teroksidasi lebih lanjut dengan kondisi daun yang lebih kering untuk kemudian dikemas.
Daun teh yang siap dikemas di Tambi adalah daun teh asli tanpa campuran apapun seperti melati, teh krisan dan aroma aroma lainnya. Teh yang dikemas di pabrik ini lebih banyak diekspor ke luar negeri.

courtesy of http://www.alidabdul.com
Untuk kisah lengkap mengenai keseruan #FamTripJateng beberapa tulisan dibawah ini dapat dijadikan rujukan lebih lanjut:
- Visit Jateng : Anak Gimbal dan ‘Warna’ di Telaga Warna by Putri Normalita
- Kisah Perjalanan Teh Tambi by Rijal Fahmi
- Pondok Wisata Tambi, Tempat Bermalam di Tengah Kebun Teh by Ari Murdiyanto
- Menunggu Untuk Menyatu by Idah Ceris
- From Plant to Pot: Tambi Tea Plantation by Firsta
- Visit Jateng: Main-main Serius di Perkebunan Teh Tambi by Putri
- Lebih Dekat Dengan Anak Berrambut Gimbal, Dieng by Idah Ceris
- Cerita Anak Gimbal di Dieng by Krisna KS
- Rambut Gembel, Antara Rezeki dan Cobaan by Yus Mei
- Carica?? Ya Dieng!! by Krisna KS
- Mencari Hangat dalam Semangkok Mie Ongklok by Rinta Dita
- Bonus Plus-Plus Dari Bukit Sidengkeng by Idah Ceris
- Wisata Jawa Tengah: Keajaiban Rambut Gimbal di Dieng by Dzofar
- Bermain Sambil Belajar di Perkebunan Teh Tambi by Alid Abdul
- Kumpul Travel Bloggers di Wonosobo by Fahmi Anhar
- Keseruan #FamTripJateng 2014 by Andika Awan
- Ayo Piknik, Jangan Kaya Orang Susah by Yofangga
- Perjalanan Manis Buah Carica by Halim
- Janji Kelak Menuju Dieng by Indri Yuwono
- Mengenal Jawa Tengah Bareng Travel Blogger by Wihikan Wijna
Sekarang jadi makin tahu dengan yang namanya teh, setelah main ke perkebunan teh tambi 🙂 sayang kemarin nggak sempet beli buat dibawa pulang ya~
rasanya lebih seger lho. karena teh yang baru digiling langsung dikemas dan dalam waktu relatif sebentar langsung diseduh. wah padahal kemarin di detik detik terakhir toko agrowisatanya udah buka lagi lho
abis disuruh buru – buru sama guidenya~ jadi lupa mau beli 😐
donwori kak…besuk kan kita bs kesana lagi atas undangan teh tambi…amiiiin
Aku dong udah beli teh komplit 4 macam di detik detik terakhir keberangkatan. Terimakasih buat teman kamar hotel yg sedikit tapi intens. Haha.. Koyoke kita berempat boleh nih piknik bareng. Ajak juga si Shaun The Sheep. HUAHAHAHA…
ahaha…tragedi tenan sakamar bareng profesyenall kie
Kalo tulisannya udah lengkap gini trus aku nulis opo meneh yo *ndomblong ning ngarep leptop*
lah kak jangan bingung *pukpuk* tragedi dan intrik kepada alidabdul di kebun teh dan sesi foto2 juga celotehan peserta kan belum masuk kak…hahahaha
Mas tulus tulisanmu lengkap bingiiits. Aku juga udah beli dong, kalau kata ibukku rasa tehnya mirip2 tep celup gitu, walaupun aku beli yang teh tubruk. tapi enaak 😀
rasa sepetnya bukan dari batang tp dari daun, jadi mengurangi rasa pahit yg biasanya ada di batang. oksidasinya jg pas, dgn tone yg tidak terlalu tua. perfect! *sok expert sambil nglingkerin jari telunjuk n jempol*
hahahahaha
Fyuh akhirnya selesai baca. Makasih udah sharing, mas. Nambah wawasan tentang proses hingga tercipta beberapa jenis teh.
Beberapa bulan lalu ada radio yg menggembor-gemborkan sebuah produk teh putih. Tapi nggak tau sekarang gimana.
Ikut #FamTripJateng juga ternyata 😀
wah…aku dikunjungi blogger kondang…makasih suhu sudah mampir semoga tidak kapok
Btw kalo liat cara metiknya aja udah susah n repot gitu aku pikir sih akan sedikit yg bakal bikin teh putih scra resiko ketidaktepatan produknya akan tinggi. betul kan?
Kondang dari mana? Blogger kondang-an kali ya maksudnya.
Nah iya, mungkin itu juga teh putih abal. Mungkin ya. Secara Kopi Luwak yg mahal aja sekarang ada versi sachet 😀
Very descriptive as usual.. Mas O banget hehe ..
hahaha beneran nih.layak jadi dosen
Hahah laksanakan lah! :)) Siapa tau bisa dapet jodoh dari sana..
wah mantap emang mas sayang gak ditemukan