Mampir sejenak ke Tanjung Bira

Indonesia bagian timur memang surga buat yang butuh asupan vitamin sea. Ribuan kilometer garis pantai yang mengelilingi pulau-pulaunya menyajikan tempat untuk refreshing mata, menggelapkan kulit dan melakukan kegiatan snorkling, diving atau sekedar bermain air. Menghilang dari tugas sejenak, saya memilih Tanjung Bira yang  berada di Kabupaten Bulukumba untuk mengganti asupan vitamin sea yang habis karena aktivitas tiap hari di Jakarta.

img_20161002_081647_1-01-01

Jalan kaki sedikit dan dapat spot yang lebih sepi

img_20161002_090031_1-01

Hakuna Matata Resort waktu surut

img-20161019-wa0006

dan ini pas air pasangnya, keren kan? (courtesy faishal, doc pribadi)

Tanjung Bira merupakan salah satu spot terbaik untuk wisata pantai. Spot yang terletak sekitar 200 kilometer di timur Kota Makassar ini memang agak susah bagi pendatang yang ingin berkunjung kesana. Kendaraan umum tersedia hanya sampai kota bulukumba dan diteruskan dengan kendaraan umum plat hitam yang tidak setiap waktu tersedia. Tetapi, untuk keindahan pantai yang akan didapatkan, sangat layak untuk menunggu angkot yang tidak setiap waktu tersedia. Dari Kota Kabupaten Bulukumba, kita harus menempuh lagi sekitar 40 kilometer untuk sampai ke Tanjung Bira.

img_20161002_090057-01

Spot paling ramai di Tanjung Bira

Kemasyhuran pantai ini memang lebih sering terdengar di luar negeri dibanding orang Indonesia sendiri. Hal ini dikatakan oleh orang lokal di Bira yang mengatakan jika peak season, pengunjung dari luar negeri bahkan lebih banyak dari wisatawan lokal itu sendiri

Setelah membayar Rp. 15.000 per orang, dan jika kita naik kendaraan pribadi, maka  ditambah Rp. 10.000 per mobil maka kita dipersilakan masuk ke kawasan wisata Tanjung Bira dengan deretan penginapan kecil sampai besar di kanan kiri jalan. Deretan penginapan dengan suasana yang hiruk pikuk itu mengingatkan saya pada pantai pantai di utara Bali dua-tiga tahun yang lalu.

Sampai di tepi lautnya, saya langsung disuguhi pemandangan Sunset yang berada di depan mata. Perahu kecil yang banyak lalu lalang sepertinya melengkapi pemandangan sore yang indah itu. Tebing dengan resort yang menjorok ke tengah laut di sebelah kanan dan deretan toko toko penjual souvenir membuat Tanjung Bira meriah di sore itu.

img_20161001_180845-01

Sunset di Tanjung Bira

Sepertinya Tanjung Bira sedang berbenah, bermimpi mencoba menjadi pantai yang hidup di siang dan malam. Hotel-hotel besar bermunculan mengganti losmen yang usang dan tidak layak. Kursi-kursi dengan payung pantai mulai ditata bersamaan dengan matahari terbenam, seolah olah ingin menyambung kemeriahan di siang hari. Bangunan kastil-kastil dari pasir putihnya yang lembut  dan mulai disapu ombak yang datang dimalam hari sepertinya ingin membenahi yang telah berantakan akibat ulah manusia di siang hari.

img_20161002_072006_1-01

Salah satu hotel terbaik di Tanjung Bira

Saya memilih penginapan yang tepat di Bira. Walau kesannya agak jauh, tetapi lokasi hotelnya ternyata mempunyai shortcut ke arah pantai langsung. Beruntung saya datang ke Tanjung Bira pas low season, jadi, saya bisa dapat hotel yang harga standarnya Rp. 350.000 menjadi harga 200.000 per malam. Saya menginap di Puri View Inn yang letaknya di bukit sehingga pemandangan laut dengan pulau kambing di seberang terlihat jelas. Selain itu, ketika sunset dan sunrise, kalau kita naik ke lantai 3 hotel di rooftop akan sangat terlihat pemandangan yang keren…

Oiya, spot diving dan snorkling di Tanjung Bira terletak di Pulau Liukang dan juga Pulau Kambing yang sebenarnya dekat tapi tetap tidak saya rekomendasikan buat berenang sendiri kalau mau kesana.

Berbekal mulut manis tapi sadis, penawaran harga 300 ribu untuk snorkle itu dapat merosot tajam seperti saham BUMI di bursa efek. Dengan sedikit sadis, sayapun mendapatkan harga cuma  800 ribu utk satu kapal isi delapan orang alias cuma seratus ribu walau harganya tidak termasuk alat snorkle. Alat snorkel dapat disewa sendiri di spot snorklingnya.

img-20161019-wa0005

Siap-siap snorkling dari kapal sewaan (courtesy doc pribadi faishal y)

Jadi, kesimpulannya, di Bira, semua bisa dibuat murah, tergantung dari pintar-pintarnya kita negosiasi disana.

Jangan pernah lupa kalau kita masih di daerah tropis dengan sinar matahari yang menyengat. Jadi tetap saya sarankan untuk beraktivitas di air mulai dari jam 5.30 pagi hingga pukul 8. selewat itu maka matahari akan dengan gampangnya membakar kulit.

img_20161002_071120_1-01

keliatan sejuk kan? tapi sumpah, ini panas banget

Jika berminat, tidak hanya di Bira, kita dapat menginap di Pulau seberang tersebut. Penginapan-penginapan baru yang bermunculan saat ini sudah jagoan untuk mengemas wisata di Tanjung Bira menjadi lebih menarik. Pesta BBQ atau live music misalnya. Saya percaya dengan pengelolaan yang profesional, baik dari pemerintah maupun masyarakatnya yang sadar wisata, Bira dapat menjadi daerah wisata terbaik yang menjadi andalan Sulawesi Selatan.

7 responses to “Mampir sejenak ke Tanjung Bira

Leave a reply to winnymarlina Cancel reply