Macau Trip, Negara Jauh dengan rasa Lokal Indonesia

Macau sebuah negara persemakmuran Portugis yang saat ini oleh China sedang diperjuangkan untuk dikembalikan sebagai bagian dari wilayah China. Luasnya yang hanya sebesar kota Bandung membuat saya merasa mengunjungi negara ini hanya butuh satu atau dua hari saja.

Macau terdiri dari dua bagian yaitu Macau itu sendiri dan Pulau Taipa di sebelah tenggaranya yang saat ini telah dihubungkan dengan empat buah jembatan besar.

Wilayah Macau yang berbatasan dengan Provinsi Guangdong China masih menjadi pusat keramaian dan saat ini pengembangan Pulau Taipa lebih dikhususkan untuk hotel dan casino besar.

Macau menjadi wilayah yang lebih ramai dengan pusat keramaian ada di San Marlo dimana landmark Macau yaitu Ruin of St.Paul, sebuah reruntuhan gereja yang tinggal tembok bagian depannya. Kasino terbesar di Macau juga terletak dekat dengan St.Paul ini.

Sementara itu, Taipa yang menjadi bagian baru dari Macau dikembangkan dari bekas rawa-rawa dan saat ini bandara internasional Macau dan juga pelabuhan ferry dari Hongkong dan Shenzen juga terletak di Pulau Taipa.

Selain itu kasino dan hotel yang sangat terkenal dengan kanal buatan dan keindahan interiornya, Venetian terletak di pulau Taipa ini. Dari San Marlo kita dapat menjangkau Venetian dengan bus nomer 3 dari halte depan Grand Lisboa dan berhenti di depan Galaxy Hotel and Casino yang eksteriornya begitu mencolok sehingga mudah terlihat.

Food
Jangan kaget dengan harga makanan disini. Menurut saya mahalnya biaya hidup di Singapore masih kalah dengan Macau. Saat saya datang, oleh teman saya kami diajak makan di restoran Indonesia “raja jawa” di antara lorong-lorong San Marlo. Satu porsi soto seharga 29 MOP dan segelas cola seharga 12 MOP. Sementara teman saya memesan satu porsi ayam penyet seharga 39 MOP dan tempe sambal seharga 39 MOP. Total makanan kami berdua mencapai 132 MOP atau seharga lebih dari 200 ribu rupiah.

Jangan lupa juga makan makanan khas Macau yaitu Hotpot yang bisa didapatkan dengan harga rata-rata 90-150 ribu rupiah permangkok. Ini merupakan street food khas yang ada di Macau.

Untuk oleh-oleh, macau memiliki egg tart yang terkenal dan dapat dengan mudah didapatkan di seputaran San Marlo yang merupakan pusat oleh-oleh.

2. Transportasi
Macau menggunakan transportasi public bus seperti di China. Siapkan uang receh pas karena supir tidak menyediakan kembalian. Untuk menyeberang dari Macau ke Taipa, bus akan mencharge dalam kisaran 5 MOP. Bus nomor 26 yang bisa distop di depan Grand Lisboa digunakan untuk ke port ferry menuju Shenzen atau Hongkong dan juga digunakan untuk ke Bandara. Untuk ke bandara kita harus membayar 5 MOP dengan kisaran waktu perjalanan 30-50 menit tergantung traffic.

3. Akomodasi
Beruntung bagi saya mendapatkan kenalan beberapa orang Indonesia. Saya mendapat tumpangan gratis satu malam saya di Macau. Hostel satu bed di Macau dari situs http://www.hostelworld.com berkisar mulai 350 ribu perbed. Dengan harga semahal itu tentunya tidak sebanding dengan saya yang akan menempuh penerbangan pagi di hari berikutnya. Beruntung sekali saya dapat tinggal di flat yang digunakan untuk bersama-sama oleh 6 orang yang bekerja disana.

4.cerita mengenai orang indonesia
Jika di Hongkong kita sering mendengar cerita lebih banyak tenaga kerja terlatih Indonesia yang bekerja di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga, di Macau akan banyak dijumpai tenaga kerja terdidik yang bekerja terutama di hospitality sebagai chef dan stewardess di hotel hotel besar. Disini mereka bahkan mempunyai ikatan chef profesional asal Indonesia.

Selain itu memang tetap ada pembantu rumah tangga asal Indonesia yang bekerja di Macau. Mereka sebagian lebih mudah dikenali dengan dandanannya yang wah dan mantel bulu juga sepatu high heel 15 cm ala ibu-ibu hebring dari Beijing (-__-)