Rencananya sih tahun ini saya mau fokus nyelesein kuliah S2 saya yang lumayan bikin pusing ini…tapi kepalang tanggung saya masih punya tiket nganggur dan itu ke China lagi. Wah, orang udah sibuk ke bulan saya masih aja jatuh cinta dengan negara seribu pagoda ini. Kalau kemarin saya mencoba ke China dengan rute Jakarta – KL – Chengdu – Xian – Beijing – KL – Yogyakarta sekarang saya mencoba masuk China langsung via Beijing dengan transit Manila selama 14 jam. Perjalanan ke China untuk kedua kalinya ini agak nyeleneh dengan waktu 16 hari dan menempuh jarak yang lumayan jauh dan mahal karena tiket kereta yang sampai bilangan 2,2 juta (yang lebih mahal dari tiket saya ke China PP) dan dengan start point hingga finish point sekitar 4000 kilometer lewat darat. rekor baru saya…
Karena kesibukan dan lain hal, saya nyaris tidak mempersiapkan apapun sesiap perjalanan ke China untuk pertama kalinya. Banyak bantuan dari nanya ke teman-teman bagaimana mendapatkan akomodasi perjalanan dan juga bahkan Visa China yang masuk tgl 2 Januari, padahal saya akan berangkat tgl 8 Januari, 6 hari saja…hahahaha. Untuk train ticket walahualam saya akan coba keberuntungan di China karena menurut banyak orang, tiket kereta di China susah-susah gampang dicari seperti halnya di Indonesia.
Rute saya kali ini adalah Beijing – Shuyang – Nanjing – Shanghai – Huangzhou – Nanchang – Guangzhou – Zhuhai – Macau. Jauh ya? iya, jauh, saya sampai eneg membayangkan di kereta sendirian selama lebih dari 50 jam totalnya. Padahal saya bukan tipe pendengar musik ataupun bisa baca buku dgn konsentrasi penuh kalo nggak sambil tiduran.
Sampai H-5 kereta selama di China belum juga terpesan dan saya mendapatkan info kalau beberapa kereta sudah sold out. Nah, kurang stress apa coba? Padahal untuk budget, saya hanya siapkan 2500 CNY tidak lebih, dan Yuan sudah terkerek sempurna dari harga 1300 an rupiah per Yuan menjadi 2100 per Yuan di awal tahun 2014 ini. Terus terang saat ini saya jadi tidak cinta rupiah, bahkan illfill membayangkan betapa besarnya budget yang akan saya keluarkan untuk menjelajahi pantai timur China ini.
China sebelah timur memang secara umum lebih mahal daripada China bagian barat yang kota-kotanya belum sepadat timur. Tetapi untuk menjelajahi bagian timur ini, persiapannya sepertinya tidak terlalu susah. Namun karena bulan Januari adalah musim pergerakan masif dari negara berpenduduk 1,4 milliar jiwa ini, nah, kemudian keterbatasan tiket menjadi kekhawatiran pelancong yang berkunjung di bulan ini.
Kalau budget tidak terbatas, China bagian timur ini sudah tersedia rute-rute kereta bullet train antar kota yang sangat hemat waktu perjalanan. Dengan kecepatan sekitar 300 km per jam, beijing ke shanghai dengan jarak setara jakarta bali bisa ditempuh dalam waktu 5 jam kurang.
Hari ini saya tinggal menunggu harap harap cemas visa saya bisa jadi tepat pada waktunya. Pihak kedutaan sih menyanggupi jadi tanggal 7 sementara tiket saya tanggal 9 pagi. Mari kita tunggu….
Semangat bro… Ditunggu cerita serunya sepulang dari sana 🙂
siyaaapph
gas terus, multitasking dong antara travelling sm studying
studynya dikalahin dulu deehh…dosen bisa nunggu kok
Hahahha. Sama kyk gue dong.blom kelar thesisnya.bikin ngiler sebenanrnya klo teman lg ngetrip.