Ada apa sih di Kuala Lumpur? Sampai-sampai ibukota Malaysia itu menjadi icon wisata favorit se Asia Tenggara. Saya yakin dari emak-emak tajir suka belanja sampai backpacker gadungan tanpa modal cukup yang pertama kali ngecap paspor bilang mereka pengen ke Kuala Lumpur untuk memulai trip mereka dan mewarnai paspor yang masih polos. Ya, Kuala Lumpur menawarkan banyak pengalaman baru untuk sekedar runaway dari aktivitas sehari-hari yang membosankan di dunia nyata. Kuala Lumpur ibukota negeri Jiran itu memang menawarkan kemudahan bagi kita yang masih takut-takut untuk pergi sendirian (ataupun rame-rame juga sih) dengan tingkat kegagalan sangat rendah.
Para turis yang kebetulan berkulit putih juga sangat suka pergi kesana hingga pernah saya jumpai turis yang mau stay di Kota ini sampai berminggu minggu dan bahkan bekerja sambilan disana. Nah, ini mungkin sedikit tulisan saya kenapa mereka, termasuk saya sendiri memang suka untuk sekedar mampir ke Kuala Lumpur (mengesampingkan sedikit perasaan sensitivitas saya sebagai warga negara Indonesia yang baik)
1. Perasaan Aman
Tingkat kejahatan yang rendah bukan berarti zero violence. Masih ada cerita yang kurang baik dari pelancong-pelancong sekembali mereka dari Kuala Lumpur. Kejahatan di Kuala Lumpur berkisar pada pencopetan atau adu mulut dari para pelaku wisata asli Malaysia yang sedikit mempunyai rasa emosional terhadap perang urat syaraf dengan Indonesia. Sementara mereka sudah mampu menegakkan peraturan terutama mengenai harga bagi barang dan jasa jadi nyaris tidak ada yang merasa terkemplang harga atau mendapatkan harga yang jauh lebih mahal daripada normalnya.
Perasaan aman juga didapat dari mudahnya mendapatkan informasi (tentu saja karena bahasa yang hampir sama). Mereka juga mempunyai fasilitas yang mudah dicari.
2. Sistem Transportasi yang Maju
Sebenarnya Kuala Lumpur tidak mempunyai cukup banyak obyek wisata alami yang dapat dijual. Namun akses menuju ke obyek itu sangat mudah dan jelas dengan peta transportasi tersebar dimana-mana. Satu Jalur monorel, beberapa jalur MRT dan juga sistem railway juga telah menjangkau ke semua sudut kota dimana letak obyek-obyek wisata itu relatif berdekatan dan juga telah diinformasikan dengan jelas bagaimana menempuhnya. Transportasi dari Bandara sebagai pintu masuk paling massive juga telah tersedia dengan jelas dan terhubung jalur rapid transport yang lain. Sebagai contoh batu cave atau ke Menara Kembar Petronas juga telah tersedia dari titikpusat dimana Kuala Lumpur Sentral berada sehingga memudahkan siapapun yang ingin kesana.
Mereka juga mempunyai beberapa line bus gratis yang menghubungkan tempat-tempat wisata di pusat Kuala Lumpur sehingga membuat kita dapat menghemat budget transportasi. Hop in Hop off bus, bus yang beroperasi berkeliling di semua obyek wisata dengan bayaran yang tidak murah juga dapat menjadi alternatif untuk menuju tempat wisata tanpa kesulitan
3. Happening
Kuala Lumpur sadar bahwa tidak banyak obyek alami yang dapat mereka angkat, sebagai gantinya mereka memang menawarkan tagline wisata belanja maupun tempat nongkrong yang meriah dan terjadwal. Sebut saja central market yang bagi saya hanya pasar biasa seperti halnya tanah abang dapat mereka angkat menjadi wisata andalan walaupun harga-harganya lebih tinggi daripada pasar-pasar dadakan seperti Petaling Street ataupun Kasturi Walk. Mereka melengkapi dengan kubah-kubah penahan panas dan hujan dengan lampu-lampu yang meriah menjadikan tempat sederhana itu untuk mendulang rejeki bagi masyarakat lokal melalui berjualan.
Bukit bintang sebagai pusat belanja juga telah terkelola dengan baik sehingga brand-brand ternama masuk dan membuka gerainya disitu dimana beberapa tidak terdapat di Indonesia. Bintang Walk sebagai pedestrian juga telah terkelola sehingga selalu bersih dan menjadi tempat nongkrong bagi kaum berada.
4. Street Food
Malaysia, sekali lagi tidak mempunyai keanekaragaman kuliner selengkap Indonesia. Tetapi mereka mampu mengangkat makanan khasnya yang merupakan perpaduan budaya China, India dan Melayu menjadi sangat menarik. Mereka memberi peringkat restoran-restorannya dan membiarkan pedestrian menjadi tempat berjualan makanan yang terkelola dengan tampilan cukup higienis. Kafe hingga warung makan berjualan sampai malam dengan suasana yang khas dan harga yang terjangkau membuat kota ini happening hingga malam hari.
5. Paket Wisata.
Apapun bentuk yang dijual, Kuala Lumpur telah mengemas obyek-obyek wisatanya dengan satu bentuk paket wisata yang mempermudah mereka yang tidak ingin bersusah payah mencari informasi perjalanan. One day tour Kuala Lumpur, Shopping tour, Wisata Budaya, Wisata kota dan apapun namanya mudah sekali dijumpai disini. Dengan harga yang relatif murah, paket tour yang ditawarkan ini mampu mendulang devisa pariwisata hingga jutaan ringgit.
6. Kemudahan Bekerja bagi Warga Asing
Malaysia relatif mempermudah bagi warga asing, terutama pelancong untuk bekerja disana. Banyak lowongan kerja informal yang bisa diapply tanpa persyaratan yang rumit. Mereka bagi pelancong misalnya dapat bekerja paruh waktu di suatu hostel untuk sekedar mendapatkan gaji beberapa ratus ringgit, bed dan breakfast.
Nah, terlepas dari enam hal yang dikemukakan diatas, sudah selayaknya kota ini mendapat julukan kota pariwisata dengan kunjungan terbanyak di Asia Tenggara. Eksistensi mereka semakin diperkuat dengan dijadikannya Kuala Lumpur sebagai Hub penerbangan internasional baik dari barat ke timur, dan juga utara ke selatan.
It’s interesting that you described KL as ‘peaceful’ ( I’m guessing this is what you mean by ‘aman’, because ‘aman’ in Malay means peaceful). Personally I’d lived in KL for one year and a half, and I think it’s very noisy, chaotic, and now it’s more dangerous…
Yes, you’re definitely right about peaceful or we translated it also into: safe.
even the city getting overcrowded, it still has several sanctuary, offering peaceful and easiness and also good facilities in some place. but, yes i agree with you, sometimes indonesia and malaysia people being stubborn people, difficult to rule them and make some chaotic condition.