Berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Siapa bilang ke museum itu membosankan? Lama memang saya tidak mengunjungi museum yang saya rasa bukan style saya dalam memilih tempat untuk dikunjungi. Suatu ketika saya mengantarkan teman-teman dari luar daerah, mendadak saya punya ide untuk mengantarkan mereka ke museum. Yogyakarta sebagai kota penuh sejarah ternyata mempunyai banyak museum yang (dengan mengagetkannya) ternyata terawat dan dibuat semenarik mungkin. Salah satunya museum benteng Vredeburg.

vredeburg

vredeburg

Museum ini seperti judulnya adalah sebuah benteng yang berganti nama menjadi fort Rustenburg dan kemudian berganti lagi menjadi Vredeburg. Benteng ini direnovasi dari dana pemerintah Belanda atas benteng yang telah dibangun oleh pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Benteng yang tadinya sangat sederhana itu dibangun hanya lima tahun setelah perjanjian Giyanti. Kekhawatiran Belanda atas meningkatnya kekuatan keraton kasultanan Yogyakarta pada saat itu kemudian membuat Belanda merasa perlu mengambil alih benteng tepat di depan keraton yogyakarta tersebut.

Benteng ini mulai direnovasi atas perintah W.H.Ossenberch yang saat itu menggantikan kedudukan sebagai direktur Pantai Utara Jawa yang berkedudukan di Semarang. Renovasinya mulai dilaksanakan tahun 1765 dibawah pengawasan Nicolas Hartingh yang kedudukannya digantikan oleh W.H Ossenberch. Benteng ini selesai pada tahun 1787 dan diganti nama menjadi Vredeburg, yang artinya Benteng Perdamaian. Melalui Surat Keputusan Mendikbud RI Prof. Dr. Fuad Hasan nomor 0475/O/1992 tanggal 23 November 1992 secara resmi Benteng Vredeburg menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Yogyakarta.

atrium utama bagian dalam benteng

atrium utama bagian dalam benteng

Pada masa sekarang ini, benteng yang letaknya ada di titik kilometer 0 kota Yogyakarta ini menjadi tempat nongkrong bagi kaum muda terutama di bagian depannya. Sebuah cafe yang menarik juga telah dibuat menggunakan salah satu ruangan benteng ini dengan konsep fine dining.

Benteng Vredeburg ini sejak semula memang masih terawat dan menjadi saksi sejarah pertempuran-pertempuran kemerdekaan Indonesia. Sekarang benteng juga telah diperbaharui terutama semenjak pemerintah menjadikan benteng ini museum. Dengan Rp. 2000 rupiah saja, pengunjung dapat masuk ke bangunan unik bersudut empat yang seringkali dijadikan spot untuk foto prewedding karena keaslian bangunannya yang masih terjaga menciptakan background spot yang selalu indah untuk difoto.

bagian depan gedung diorama IV

bagian depan gedung diorama IV

Seperti bentuk-bentuk bangunan eropa, benteng ini mempunyai banyak gedung didalamnya dengan bentuk simetris kiri dan kanan. Terdapat empat ruangan diorama yang dapat dikunjungi dengan dilengkapi pendingin udara yang membuat pengunjung lebih betah. Kebersihan dan keasrian bagian dalam benteng sangat terjaga tanpa mengurangi keaslian dari bentuk pada saat pertama kali dibuat.

salah satu bangunan di dalam benteng

salah satu bangunan di dalam benteng

Diorama dalam benteng ini dibagi menjadi empat ruangan, seperti yang disebutkan diatas. Diorama di dalam tiap ruangan menggambarkan era-era perjuangan kemerdekaan Indonesia mulai dari saat dibangunnya benteng ini hingga pasca kemerdekaan.

gedung diorama I

gedung diorama II

diorama tentang peperangan di depan stasiun besar Yogyakarta

diorama tentang peperangan di depan stasiun besar Yogyakarta

  1. Diorama pertama menampilkan adegan peristiwa sejarah sejak Perang Diponegoro (1825-1830) sampai dengan masa penjajahan Jepang (1942-1945).
  2. Diorama bagian kedua menampilkan adegan peristiwa sejarah sejak Proklamasi Kemerdekan RI tahun 1945 sampai dengan Agresi Militer Belanda I tahun 1947.
  3. Diorama ketiga menyuguhkan adegan peristiwa sejarah sejak Perjanjian Renville sampai dengan adanya pengakuan Kedaulatan RIS tahun 1949.
  4. Kemudian pada Diorama ke empat menampilkan adegan peristiwa sejarah terbentuknya NKRI tahun 1950 sampai dengan tahun 1974.

Menarik untuk melihat dioramanya yang dibuat sedramatis mungkin dengan detail yang menonjol dan juga keterangan sejarahnya yang tertulis di setiap diorama yang ada. Selain diorama, di tiap ruangan juga disuguhkan barang-barang peninggalan zaman dimana diorama terdekat dilukiskan.

mesin cetak harian kedaulatan rakyat

mesin cetak harian kedaulatan rakyat

Benteng ini tidak hanya buka sampai sore. Terdapat program night at museum yang menyuguhkan atraksi lampu sorot yang indah di Benteng ini. Cafe yang terdapat di tempat ini dapat juga menjadi alternatif tempat pacaran yang terjangkau. Jadi, kenapa tidak dicoba?

9 responses to “Berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

  1. Kaget waktu kemarin ke musium ini. Dalamnya benar-benar terawat, bersih, dan dingin. Yang disayangkan sih pengunjungnya, cuma bayar 2000 perak, masih aja ada yang nekat nggak mau bayar! Menurut saya sih ini musium terkeren ke tiga setelah Antonio Blanco dan Ulen Sentalu šŸ™‚

    • betul itu, bicara soal mental, org indonesia mmg banyak yg kualitasnya buruk..hahaha…ya, kita cm bisa kasih bantu pengelola museum lewat blog biar makin banyak org dateng kesana ya…

  2. Kondisi benteng Vredeburg mengalami kemajuan pesat… Dua tahun yang lalu masih penuh ruang kosong tanpa barang koleksi, sekarang sudah berbenah jadi museum yang sangat bermanfaat bagi pengunjung yang tertarik dengan sejarah Yogya šŸ™‚

    • betul masbro. ada pembenahan interior dalam, terutama ceiling dan ac-nya skrg mantapp..skrg ada cafenya juga jadi bs lah buat tempat nongkrong alternatif pas banget sama mereka punya program ‘nite at museum’

  3. Kalau pulang ke Yogya, kita pasti mampir ke museum ini. Anak-anak sih, aku ya belanja di Bringharjo *_*
    Anak-anak suka ke sini, karena nggak terlalu ramai, dan bebas lari-larian #lho šŸ˜€
    Sayangnya banyak orang lebih rela ke Taman Pintar yang panas dan mahal, ketimbang ke museum ini:(

    • iya lho, ini playgroundnya anak2 kalo ibu2nya belanja di pasar.ahahaha…taman pintar jg menarik sih, bs jadi alternatif, mmg agak mahal ya tapi….

  4. Pingback: Selayang Pandang Yogya 2014 « Fajar Ichwan's Blog·

  5. Pingback: Mengenang dan Belajar Sejarah di Museum Benteng Vredeburg - JalanKemana.com·

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s