Negara – negara yang tergabung dalam wadah bernama ASEAN merupakan magnet bagi kunjungan wisatawan dari seluruh dunia. Tiap negara mempunyai adat istiadat yang walau hampir sama namun ternyata meninggalkan kisah sendiri sendiri jika dijelajahi. Sebelum melangkah lebih jauh, negara-negara Asia Tenggara sepertinya wajib untuk di’khatam’kan terlebih dahulu. Budaya yang hampir sama membuat negara-negara ini relatif lebih mudah untuk ditelusuri, being a local dan tentu saja budget terbatas yang kerap dikeluhkan oleh orang-orang yang ingin bepergian-pun menjadi teratasi dengan terjangkaunya biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh kita sebagai traveler.
Alkisah pada suatu hari, seorang teman saya yang cukup ganteng: ArievRahman (dengan @ didepannya sebagai account twitternya) menelepon saya untuk ikut andil dalam buku yang akan diterbitkan oleh Bentang (dalam label BeFirst). Banyak cerita yang sudah dilalui untuk menulis buku ini, namun dalam tempo singkat saya-pun dikenalkan oleh personil yang akan menulis halaman demi halaman di buku ini. Tidak tanggung-tanggung beliau-beliau yang menulis buku ini ternyata memang sudah malang melintang menulis dengan gaya bahasa yang menurut saya oke punya lah.
Ada sebelas penulis yang menceritakan dua puluh kisah perjalanan mereka di buku yang akan terbit di bulan Juli 2013 ini. Mereka mengupas sisi lain dari suatu perjalanan di kawasan ASEAN yang sudah mereka lakukan.
Tiap orang mempunyai cara sendiri untuk menggunakan waktu dengan style mereka masing-masing dalam perjalanan. Kenapa tidak membuat sketsa kecil dengan duduk santai menghadap Merlion di Singapore untuk membuat sesuatu yang dikenang dengan lebih manis daripada kalap belanja di Orchard karena ada diskon 3% saja? Atau menyeret ibu untuk ikut ngemper di airport? Sadis dan jahanam bukan? Penulis lainnya lagi mencoba untuk lebih ‘menikmati perjalanan’ dengan menjadi jetset semalam di hotel berharga selangit? Juga bagaimana cerita mengenai menariknya negeri sendiri di Morotai yang ditulis oleh Marischka Prudence? Nah, buku ini juga dapat menjadi inspirasi untuk melakukan hal-hal extraordinary dan juga memberi trik untuk menghadapi culture shock yang mungkin dijumpai di luar tanah air kita untuk membuat sesuatu yang lebih dikenang dalam suatu perjalanan.
Saya sendiri mendapatkan bagian untuk menulis apa yang saya jumpai di Manila dan Bandar Seri Begawan. Mau ngomel-ngomel dengan tukang tuktuk yang mengira kita orang lokal? ada gunanyakah? Atau gimana caranya biar nggak bengong melihat mobil-mobil sport dengan harga selangit yang lalu lalang sebagai taxi di Brunei? Ya itu juga saya ceritakan di dalam buku yang paling oke ini.
Last but not least, tunggu tanggal mainnya dan segera ke toko buku terdekat ya…hehehe
IHIY PERTAMAX!
*tetep nungguin cetakan ke duabelas dipublish*
KEDUAX
sundul gaaaan…
Congrats bro buat buku kolaborasi pertamanya… Eh betul baru pertama kali atau udah punya buku lain? Hehe…
iya broo…baru naek pangkat dari editor buku sekarang jadi yang nulis..hahahaha…terimakasih yoo
Menunggu kirimannya bro,,, alamat bentar nanti saya kirim lewat BBM 😀
siap bro…nanti bayarnya pake paypal ya… :p
Loh ternyata penulis buku nih bocah sitok iki. Duh, aku ojo mbok keki gratis ya, tak tuku wae. Tapi gak ngerti kapan mocone soale gak hobi moco buku, hobine moco blog ae hahahaha..
wuuu…katanya profesyenalll
Ini bukunya masih dijual di pasaran nggak Mas Reza? 😀 #KepoinBlognyaMasReza
ahahah…kyknya udah pada abis dah