Sepuluh tahun yang lalu, berkunjung ke Singapore merupakan hal yang sangat mewah sekali bagi saya. Siapapun yang bisa kesana dan membawa oleh-oleh gambar Merlion mungkin akan dicap sebagai selebriti tingkat kelurahan yang telah melancong jauh ke mancanegara.
Kini setelah penerbangan mematok tarif paling murah,maka Singapore menjadi destinasi wisata paling mudah dijangkau dari indonesia. Siapapun bisa kesana termasuk saya yang bukan selebriti sama sekali.
Pulang dari Myanmar saya menyempatkan untuk mampir ke Singapore melewati border darat Johor Baru untuk masuk ke Singapore. Ternyata cukup mudah juga kalau kita hendak ke Singapore dari LCCT KLIA. Dari LCCT ada jalur kereta ke Bandar Tasik Selatan, terminal bus untuk ke arah selatan. Harga tiket juga lebih murah jika dari LCCT yaitu 10,8 ringgit untuk tiket LCCT ke Bandar Tasik Selatan. Dari BTS kita dapat memilih bermacam-macam bus untuk ke Larkin,terminal sentral Johor Bahru yang menyediakan banyak moda transport ke Singapore.
Bus ke Johor Bahru ternyata satu harga, yaitu 31 RM dengan bus super executive seat 1-2 yang nyaman. Perjalanan sepanjang hampir 400 kilometer hanya ditempuh selama kurang lebih 4 jam saja. Saya naik dari Melaka Sentral dengan bus yang tidak kalah nyaman dengan harga 19 RM. Banyak pilihan bukan?
Dari Larkin,kita dapat menggunakan bus di platform ujung kanan untuk masuk ke Singapore. Agak ribet memang. Mula-mula kita tunggu bus no 170,jangan salah pilih,pake bus 170 dgn tulisan Queen street. Ada satu bus lagi dengan nomor sama tetapi hanya bertuliskan Larkin-Kranji. Bus ini akan mencharge 2,20 RM untuk full route Terminal Larkin di Johor Bahru Sentral ke Bugis yang letaknya di tengah distrik utama Singapore.
Jangan buang tiket bus 170 itu. Kita akan turun naik bus 3x dan terkadang tiket itu diperiksa oleh supir di bus lanjutannya
Bus akan melaju ke Bangunan Sultan Iskandar Checkpoint,dimana kita akan keluar dari Malaysia. Di ujung bus lane,semua penumpang turun untuk berjalan melewati immigressen Malaysia dan turun kembali ke bus lane dan naik kembali ke bus 170.
Setelah melewati jembatan antar negara lagi-lagi kita akan disuruh turun melewati Woodlands Checkpoint, imigrasi Singapore. Nah,masalah ternyata datang disana.
Saya mungkin dicurigai sebagai mata-mata Libya! Setelah officer di imigrasi melihat saya dengan tatapan tajam dan mesra,dia menyuruh saya duduk di belakangnya. Saya mencoba positif thinking,mungkin dia cuma butuh teman ngobrol selama dia mencap paspor orang yang hendak masuk ke Singapore. Lah ternyata saya dicuekkin. Oke! Mungkin dia eneg melihat cowok dengan muka gosong terbakar matahari Yangon berhari-hari. Tapi kalo eneg dia kok nggak keringetan?
Wah saya dicuekkin beneran. Harga diri sebagai laki-laki mungkin sudah tinggal 40% dan akan habis kalau officer itu lebih lama lagi nyuekkin saya tentu saja tidak bisa memberikan tindakan balasan karena dia sibuk. Dan 15 menitan saya mulai bete dilihat banyak orang sampai akhirnya saya dipersilakan untuk makan malam dengan menu buffet di kantor mereka.
Oh,salah!
Saya disuruh duduk lagi di kantor imigrasi di bawah. Menunggu bersama beberapa orang dengan muka-muka mencurigakan seperti saya ternyata mengasyikkan. Mereka dipanggili satu persatu ke dalam ruangan lain sementara saya dibiarkan ngupil dan menunggu tanpa ada menu buffet yang dijanjikan *rrrr….siapa eloo?*
Hingga orang lalu lalang habis kok ya saya tetap dibiarkan di bangku-bangku biru dengan dua CCTV menghadap muka saya. Oh tidak….ada tiga ternyata. Eh,bukan,ada banyak CCTV ternyata.
“Mister Irwanto?” Seorang officer memanggil
Saya diam saja..itu nama bapak saya. Saya tidak berhak mengaku- ngaku sebagai orang lain kalau mau selamat.
“Halo,mister Irwanto,kamu!”
Dia menunjuk kepada saya
“Me?” Oh,okay,ternyata saya mirip sekali dengan bapak saya.
Ya Tuhan,seorang officer yang waw sudah menunggu saya di ruangan sempit tanpa CCTV!! *musnah sudah bayangan saya bercita-cita menjadi aktor laga,no recording and no fight*
“Kamu nak kemana?”
Ya Tuhan, cobaan apalagi ditanya seperti itu…
“Ya ke Singapore doooong neng,masak ke Uganda sih?” Jawab saya
“Apa tujuan ke Singapore?”
“….mmmm…kasih tau gak yaa..” Saya mulai mainan kuncir rambut saya dengan duduk glesat-glesot seperti orang sedang sakit ambeien di kursi pesakitan. *i wish*
“Kamu sering bepergian?kamu nggak kerja?”
ogghh.pengen rasanya ngeluarin sekilo ganja dari dalam tas dan bilang “ini kerjaan saya,makanya saya banyak cap di paspor akhir-akhir ini”. Sayangnya saya bahkan belum pernah melihat ganja dengan mata kepala sendiri…
Kemudian mbak officer itu mulai minta saya membuka dompet saya dan melihat-lihat isinya..
Aaaaakkkk….kenapa dompeeet? Kenapa cuma dompeet??, isinya cuma 50 dollar singapore dan beberapa ringgit..Malu saya sebagai warga Indonesia yang kaya raya ini
Dan..bla..bla..bla..cling…
Seorang officer akhirnya mencap paspor saya dengan tulisan 124 yang saya tidak tahu artinya dan saya dipersilakan kembali antrian untuk dapat memasuki wilayah Singapore.Yippiiee!!
Oke,saya agak dongkol,waktu yang terbatas untuk mengunjungi Singapore masih harus disunat dengan kejadian seperti ini lagi..
Sayapun kembali ke bus no 170 yang ternyata salah pilih bukan bus ke Queen street tapi berhenti di Kranji MRT station. Yasudah,saya akhirnya naik jalur NS (red line) dan pindah di Dhoby Ghaut MRT station untuk menemui Ratna,teman yang saya ketemu di Brunei trip saya. Kami janjian di Harbourfront station dan saya terlambat 3 jam.hahahahahaha…
Usut punya usut, ternyata memang negara ini ketat sekali memfilter siapa saja yang hendak masuk ke dalamnya. Ternyata bapak saya pun mengalamai hal yang sama di imigrasi Changi setahun yang lalu. Ah, sudahlah, yang penting negara kita tetap rukun tanpa ada serobot-serobotan wilayah seperti tetangga kita yang lain..
kalau dari bugis stress gmna yah perjalan ke melaka?
ada sih bus langsung ke KL, tapi kalo harganya jauh lebih tinggi, saya sarankan tetep dari larkin karena jauh lebih ekonomis
hay mas, kalau dari larkin – sin (dan mau menuju ke bugis), bisa tahu naik bis apa? 😀
tx u
aduh, saya mulai lupa…coba baca lagi mba ita…kyknya udah saya tulis itu
Kalau dari Larkin naik yang ke Queen Street Bu Ita,, nanti tinggal jalan satu blok ke selatan udah ketemu sama bugis..
mohon info kalo ke singapura dr johor baru terminal larkin naik bus apa harga berapa dan jam pemberangkatan jam berapa aja ya trims rencana mau nginap di zoom in hotel johor bahru dan di bugis hotel singapura
busnya ada yang langsung, bus kota singapore ada di paling pojok kanan kalo kita berdiri ngadep ke bangunan terminal antar kotanya. kalo nomernya saya lupa. itu bentuknya kayak bus kota jadi tiap penuh langsung berangkat.
Hi, salam kenal. Menyenangkan banget baca pengalaman Johor – Singapore nya. Saya mau nanya, dari Johor ke Singapore, perhentian mana yang paling strategis ya? Kranji, Newton Circus, Woodlands, atau Queen Streets ya?
dua kali ke singapore lewat johor baru saya lewat kranji mbak, asal ada MRT yang redline, semua bawa kita ke downtown kok. Kan jalur MRT yang lewat dekat sana bentuknya circle, jadi bisa sampai ke tengah kota, kalo ngga salah di dhobi ghaut.
Rasanya adem keringat dingin ya mas di interogasi gitu? Haha soalnya saya kena gitu.
Saya sampai bingung jawabnya pas diamanin gitu. Salah saya cm ngeluarin hp pas antri di imigrasi, dikira spionase kali haha
tapi waktu saya nanya kenapa saya diperiksa, mereka plintat plintut jawabnya ga jelas…makanya agak dongkol juga