Yak….seperti biasa kesibukan seperti datang bersamaan pas giliran mepet mau merencanakan ngetrip.
Kali ini ke China… *iya, china yang ada banyak kita liat sebagai ‘Made in China’ itu…*
Rencana saya pergi bertiga, three musketeer yang dulu jadi tim trip Brunei – Kota Kinabalu, Wisnu dan Eki a.k.a Masgon. Tiket sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya, ga tanggung-tanggung untuk keberangkatan tanggal 10 Desember 2012 ini kami beli tiket udah bulan Februari alias hampir 300 hari atau 11 bulan sebelum keberangkatan. Seperti biasa kami pake AirAsia lagi *berasa langganan ojek aja*.
Hari demi hari, bulan demi bulan memang ga berasa. tau-tau udah dua minggu sebelum keberangkatan bahkan kami belum urus Visa. Dan, seperti biasa ada penambahan anggota tur secara saya ini marketer yang baik…hahaha.. Tapi di trip ini baru pertama kali ada yang mundur. Nah, Eki membatalkan keikutsertaannya karena beliau ada wisuda Magister yg bertepatan waktunya dengan trip kita kali ini.
Anggota tambahan kebetulan temen-temen sendiri. Agak susah juga menjaring peserta dari situs backpackerindonesia seperti dulu-dulu. Mungkin karena grup BBM yang dulu kami bikin udah mature, jadinya peserta-peserta trip akhirnya dijaring terfokus dari grup yang gampang disetanin itu orang-orangnya.
Mula-mula ada Reni yang teman lama saya tertarik ikut untuk melihat Panda Breeding di Chengdu. Kebetulan pesawat yang kami pilih yaitu Jakarta Chengdu (transit Kuala Lumpur). Kemudian, seperti biasa Lianamaku, master taipan satu ini sekali lagi bilang “yak…I’m in!”. Nah, jaminan asyik ini kalau pergi sama beliau satu ini. Pertama: ini cewek paling ngga berisik menyebalkan, tapi berisik asyik. Bisa dibayangkan kan seperti apa berisik asyik itu?. Yang kedua, ini cewek adalah akuntan handal perjalanan, ngumpulin uang buat dipake bareng di perjalanan dan dia dengan kebingungannya akhirnya nombokin uang-uang ga jelas itu. Yang ketiga, Lia itu hobby jajan, tapi ga hobby buat ngabisin, so pasti lah kita bisa sedikit irit nungguin lepehannya aja..
Lama setelah ketambahan anggota trip Reni dan Lia, ada satu cewe lagi, namanya Novi, nhaah…yg satu ini cewek supercool yg ga banyak omong. Gayanya yang sok ga susah ini juga asyik diajakin pergi. Galak sedikit sih, tapi masih oke-lah buat diajakin susah..Dan, sampai tulisan ini dibuat ada Om-om Andri yang duitnya ga berseri itu. Beliau jadi anggota terakhir yang gabung dan justru yang paling sering nelepon saya untuk update berita terbaru kemajuan itinerary kami yang labil berubah-ubah itu…
Suatu berkah buat saya ketika dua tiket saya disuspend semua oleh AirAsia via SMS. Disamping penerbangan diundur karena suspend (dibatalkan), rutenya justru pas banget dengan rute yang direncanakan. Untuk Tianjin – Kuala Lumpur yang saya beli seharga 1.105.000 itu direroute ke Beijing dengan jadwal keberangkatan mundur sehari dan via Beijing pula, kota terakhir saya di trip China kali ini. Yang kedua Kuala Lumpur – Solo juga direroute jadi Kuala Lumpur – Yogyakarta. Pernah kejadian turun Solo dan malah kesulitan bawa barang-barang yang numpuk itu ke Stasiun Purwosari untuk lanjut perjalanan ke Yogyakarta.
Sembilan hari yaitu mulai tanggal 10 Desember 2012 – 18 Desember 2012 itu mula-mula kami rencanakan ke 5 kota. Maruk memang: Chengdu – Chongqing – Shanghai – Beijing – Tianjin dengan total perjalanan lebih dari 3500 kilometer yang ditempuh cuma naik kereta biasa, bukan bulletrain yang cepat itu. Makin hari makin baca mengenai China saya makin jiper dengan rencana saya sendiri itu. Selain suhu tahunan desember di China utara yang selalu minus itu juga keok melihat budget pengeluaran yang timbul utk ke 5 kota itu
Labil episode 1
Nah, kelabilan dimulai, tapi tetap muluk-muluk, rute saya ganti segera dan saya coret Chongqing dengan pertimbangan obyek wisata di provinsi ini jauh-jauh dari pusat kota yang berarti akan banyak obyek ga terkunjungi karena keterbatasan waktu. Berarti kami langsung naik kereta dari Chengdu di Sichuan ke Shanghai yang jaraknya sekitar 2000an kilometer yg ditempuh 25 jam itu.
Labil episode 2
Di suatu malam ada SMS pendek dari Wisnu: “Za, Xi’an bagus lho”. Langsung itu saya browsing soal Xi’an di provinsi Shaanxi. Waaah….saya langsung SMS balik : “cusss!! kita kesana” Xi’an bisa ditempuh dengan lebih manusiawi: 10 – 15 jam dengan jarak 800 km. Belum ada kereta cepat diantara dua kota itu. Ok, jadi itinerary saya (waktu itu) : Chengdu – Xi’an – Shanghai – Beijing – Tianjin dengan akhirnya saya ngalah harus rencanakan budget naik bullettrain dari Shanghai ke Beijing yg jaraknya 1300 kilometer itu yg cuma ditempuh dalam waktu 5 jam dengan harga tiket 550an Yuan (800ribuan).
Labil episode 3
Setelah baca…baca dan baca, akhirnya tersusun itinerary di microsoft word setebal 27 halaman itu yang bisa dipake buat panduan. Nah, saya malah ketakutan sendiri dengan budget yang sudah melampaui 5 juta rupiah itu secara saya juga sudah merencanakan trip India yang hanya terpaut 28 hari setelah saya pulang ke Indonesia.. Walhasil saya sederhanakan rute perjalanan saya dengan 4 kota saja, Saya (dengan berat hati) membatalkan ke Shanghai dan bertekad akan ke China lagi utk mengunjungi Shanghai lewat Hanoi. Budget matang yang sudah disusun sekitar 2300 Yuan (3,5 juta) yang itu ga boleh lebih… Jadi rencana perjalanan ‘cuma’ Chengdu – Xi’an – Tianjin – Beijing saja….
Maaf mas boleh minta alamat dan no tlf agent travel yang urus visa nya mas gak.soal nya saya saat ini lagi nyari yg bisa urus visa cepet.terima kasih sebelumnya
saya kemarin ke bayu buana travel mbak, mereka lumayan cepet kok. kalo no telfnya saya g tau, kmrn diuruskan tmn sperjalanan saya
kalo di kota2 seperti itu, kira2 susah banget yah buat nyari makanan halal? mesti bawa bekal dari indo kayaknya 🙄
hehehe~
tapi kakak saya waktu itu ke sydney dengan teganya petugas bandara ngelempar rendang setoples yang dia bawa, kalo saya bawa bekal bisa2 saya yang ikut dilempar
kalo di china, saya kok liat banyak makanan muslim ya, kebanyakan mereka dari china barat yg banyak muslim xinjiangnya, cirinya adalah restoran yang ada warna hijaunya, ada logo bulan sabit kecil atau tulisan halal, harganya malah relatif lebih murah dari restoran sejenis, dan punya buaaanyak banget macam masakan…