Halo, Saya kembali :D. Setelah lama ga posting kangen juga tulis-tulis report jalan-jalan saya. Saya lihat belum ada postingan saya ke Thailand sama sekali. padahal dua kali sudah saya kesana dan sebenarnya banyak cerita mengenai negara ini.
Judul diatas pasti banyak yang tidak bisa baca ya? Terjemahannya lebih kurang “Selamat datang di Krung Thep Maha Nakhon”. Thailand di bahasa aslinya ternyata punya nama cukup panjang juga: Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Yuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit. Sebaiknya tidak usah dibahas apa artinya lah.
Sedikit tulisan ini membahas bagaimana kita bisa memasuki teritori kerajaan Thailand yang cukup menarik buat para backpack. Jalan favorit selain lewat Swarnabhumi, airport canggih di Bangkok dan Phuket Airport, kita bisa masuk Thailand lewat jalan darat yang umum buat para backpack yaitu dari arah Kambodia, dan dari Selatan yaitu dari Padang Besar Malaysia.
Bulan November dan Maret 2012 lalu, pas saya solo trip dan grouptrip rame-rame kebetulan saya masuk dari arah Kambodia via darat yaitu di kota Aranyaprathet by Bus. Kota kecil ini cukup sibuk perbatasannya karena banyak buruh harian yang berkewarganegaraan Kambodia bekerja di wilayah Thailand Timur ini. Mereka Keluar masuk setiap hari sehingga membuat perbatasan ini selalu ada antrian di imigrasinya.
Bus dari arah Kambodia yang umum untuk jalur turis yaitu dari arah Siem Reap dan Phnom Penh, ibu kota Kambodia. Kebetulan saya pernah ‘mencicipi’ dua rute ini. Berbeda dengan perjalanan dari Vietnam ke Kambodia yang tidak usah berganti bus, untuk perjalanan dari Kambodia ke Thailand, kita harus berpindah bus karena Kambodia menggunakan kemudi kiri, dan Thailand seperti Indonesia menggunakan kemudi kanan.
Untuk bus dari arah Phnom Penh, saya mencobanya pada bulan November 2011 lalu. Membayar 17 USD saya menempuh perjalanan yang cukup panjang dari Phnompenh ke Bangkok. Saya mengambil bus pukul 20.30 malam yang berangkat pukul 21.00 karena load barang yang cukup banyak di lantai 1 bus. Bus ini cukup nyaman sebenarnya kalau saja bule perancis di sebelah saya tidak merengut karena kesenggol saya yang cukup besar ini. Bus berhenti di tengah malam di kota yang entah saya tidak tahu namanya untuk makan malam. Pada pukul 05.00 pagi, bus baru sampai di Poipet, kota kecil di Kambodia yang berada di perbatasan dengan Thailand dan berhenti di pool bus menunggu perbatasan buka yaitu pukul 07.00.
Bus tidak melanjutkan perjalanan ke border dan hanya berhenti di poolnya saja. Dua orang polisi Khmer dengan baju coklat lumut inspeksi didalam bus dengan muka agak sangar melihat satu persatu orang didalam bus. Setelah menunggu cukup lama, kami ditanya tiket bus dan diberi selotip sesuai provider kendaraan kami, pada waktu itu saya dapat warna hijau. Kami diberi command untuk antri dan naik tuktuk berenam dengan 4 bule inggris dan satu warga asli Kambodia yang baik hati itu dan melanjutkan perjalanan ke border.
Bulan Maret 2012 lalu, saya kembali ngetrip lewat jalur darat yang selalu jadi favorit saya. Kali itu saya mencoba dari Siem Reap setelah saya mengunjungi Angkor Wat bersama 13 teman seperjalanan. Dahsyat, kami naik bus rame-rame dan cukup heboh juga sepanjang perjalanan kami. Dengan memilih bus yang berangkat pukul 02.30 pagi, memaksa kami extend hotel untuk semalam lagi karena memang cuaca kambodia yang cukup lembab dan gerah lebih enak untuk berada di ruangan berAC. Saya membeli tiket bus untuk 8 orang di Angkor Amazing Holiday & Tour (Reservasi (855)15 5555 83/12 5969 96). Karena membeli banyak, kami dapat diskon dari 14 USD jadi 10,5 USD lumayan lah diskonnya untuk sekali makan.
Perjalanan dari Siem Reap ke Poipet berasa sangat singkat. Baru saja selesai haha hihi dengan teman-teman walau kondisi capek setelah seharian jelajah Angkor Wat dan tertidur sebentar, kami terbangun karena bus sudah sampai di poolnya di Poipet Kambodia. Bus tetap dinyalakan mesinnya dan kami bisa melanjutkan tidur sebentar.Berbeda dengan pengalaman saya sebelumnya, hari itu mungkin sepi sehingga Bus kembali melanjutkan perjalanan ke border, berhenti di depan persis kantor imigrasi Kambodia.Setelah memeriksa tiket bus, yang sekali lagi jangan sampai hilang, kami diberi selotip warna kuning untuk dipasang di baju sebagai penanda jemputan dari arah Thailand-nya. Salah satu teman kami yang kehilangan tiketnya harus membayar 10 USD lagi 😦
tips: jangan kehilangan tiket bus dan jangan approve permintaan uang tambahan untuk tuktuk atau bus
 |
Poipet Border – Cambodia |
Suasana hiruk pikuk pada pagi itu. banyak orang keluar masuk dari border di Poipet. Setelah ada selisih paham mengenai perbatasan dua negara dan perebutan candi, kedua negara ini cukup ketat dalam imigrasinya, terutama untuk paspor Kambodia yang akan melintas ke Thailand.
Kami antri sekitar 30 menit di imigrasi Kambodia untuk mendapatkan cap keluar dari Kambodia. Petugas imigrasinya cukup sangar juga melihat saya sekitar 1 menit dari atas ke bawah karena mgkn belum shaving hampir seminggu dan membuat tampang saya cukup beda dengan yang di paspor.
Setelah mendapatkan cap, kami berjalan di duty free area yang disitu terdapat banyak hotel dan casino. Penjual rokok juga jejer-jejer, saya pengen beli tapi semua kok rokok putih yang saya tidak suka..
Duty free area sekitar 200 meter jauhnya dan setelah menunggu semua rombongan mendapatkan cap, kami tiba di komplek imigrasi Aranyaprathet, Thailand. Gedung warna putih dengan ukiran warna-warna mengkilap tampak didepan kami
 |
Aranyaprathet Border – Thailand |
Berasa jadi tenaga kerja lokal melihat banyaknya orang berjalan di duty free area. Sayang ada tulisan dilarang mengambil gambar, jadi saya tidak bisa narsis di bangunan hotel-kasino yang cukup indah itu. Kami kembali mengambil antrian untuk melewati imigrasi. yang lebih panjang di imigrasi Thailand.
Sekitar satu jam mengantri, akhirnya kami masuk ke wilayah kerajaan Thailand..Sawasdee 😀
Setelah keluar dari komplek imigrasi, kami dijemput orang penghubung di terminal Aranyaprathet. Ternyata kami tidak lagi naik bus besar seperti sebelumnya tapi perjalanan akan dilanjutkan naik minibus yang isinya 12 orang. Kurang nyaman memang karena nyaris tidak bisa bergerak karena selain penumpang, tas-tas superbesar milik 4 bule Inggris yang komplain setiap 5 menit itu memenuhi sela-sela space buat bergerak 😦
Ternyata perjalanan dari Aranyaprathet sampai Bangkok masih 215 km lagi dan akan ditempuh dalam 4 jam lagi. Karena masih ngantuk dan capek, walau tidak bisa bergerak akhirnya kami jg tidur semua hingga masuk jalan tol arah Bangkok yang kondisinya justru agak kurang baik aspalnya. Beberapa penumpang turun di jalan arah bandara dan kamipun sampai di Khao San Road pukul 12.30 siang.
Like this:
Like Loading...
Related
Pingback: Backpackeran ke IndoChina via Perjalanan Darat | Me Against the Distance·